Siap Menjadi Raja


Jakarta, 5 November 2010. Kita semua tentu sudah ­mengetahui bahwa Suzuki adalah rajanya city car. Tahun lalu, dari 7.255 unit city car yang terjual, 58,2% nya adalah adalah Suzuki Karimun Estilo. Prestasi ini cukup mengesankan mengingat harga city car semakin hari, semakin tinggi, dan konsumen city car kian banyak beralih ke MPV kompak yang harganya terpaut sedikit saja dari city car.

Kondisi ini mau tidak mau membuat produsen mobil kota berbenah diri, dan merekayasa ulang city car mereka dengan kreatif agar tetap diminati. Jurusnya sederhana saja: padukan desain yang menarik, kompak, mesin ekonomis, kabin luas, dan harga yang kompetitif. Langkah inilah yang dilakukan Suzuki Motor Corporation (SMC) ketika mengembangkan Splash. Mereka bahkan membutuhkan waktu lima tahun untuk mengembangkan Suzuki Splash sebelum dilempar ke pasar.

Splash mengawinkan unsur-unsur tradisional sebuah MPV mungil; dimensi yang kecil, nyaman, ekonomis, desain yang dinamis, dan handling yang lincah. Secara fisik, panjang Splash (3.710 mm) menjadi paling panjang dari city car konvensional seperti Chevrolet Spark (3.640 mm) dan Hyundai i20 (3.565 mm). Splash juga lebih unggul dalam lebar (1.680 mm) dan tinggi (1.618 mm) dari Spark (1.597 mm dan 1.522 mm) dan i10 (1.595 mm dan 1.540 mm). Namun, wheelbase Splash (2.360) paling kecil dibanding Spark (2.375 mm) dan i10 (2.380 mm).

Suzuki Splash mewarisi garis-garis yang berani, fender yang besar, dan lampu utama serupa Suzuki Swift. Namun, berbeda dengan Suzuki Swift, Splash memiliki posisi duduk yang 54 mm lebih tinggi. Kaca depan Splash ditempatkan agak jauh ke depan (ke arah bonnet), guna memberikan atmosfer luas di kabin Splash. Rasa ini dimaksimalkan ­dengan garis atap yang tinggi, dan ruang kepala yang luas.

Tidak hanya penampilan luarnya saja yang mirip Swift, dasar teknik kedua mobil ini juga sama. Alasannya mudah saja, karena Swift adalah salah satu mobil terbaik di kelasnya. Swift sangat spotif dan aman karena pengendaliannya yang istimewa.

INTERIOR
Dashboardnya memiliki bentuk membulat menyerupai Mini Cooper yang klasik. Tuas transmisinya ditempatkan tinggi di atas dashboard untuk menyajikan ruang ekstra antara jok pengemudi dan penumpang depan. Ruang kaki untuk penumpang belakang cukup luas, pun halnya dengan ruang kepala. Sayangnya, tidak tersedia banyak tempat pe­nyimpanan untuk penumpang bagian belakang. Ini terlihat dari tidak adanya tempat penyimpanan yang biasa menyatu di pintu belakang. Jika Anda membawa anak-anak, pastikan untuk menyediakan kompartemen khusus untuk menyimpan mainan mereka agar tidak berantakan.
Tata dashboard terlihat seperti mini cooper


Jok belakang begitu mudah untuk dilipat (tanpa perlu mengangkat headrest), dan ketika dilipat Splash menyajikan 1.050 liter tempat penyimpanan barang. Akses untuk memasukkan barang ke dalam bagasi juga tidak sulit karena bibir bagasi Splash tidak tinggi dan rata. Memaksimalkannya, pintu bagasi splash dibuat cukup lebar untuk dimasuki kotak berukuran sedang.



UJI JALAN
Chassis Splash diambil dari Suzuki Swift. Namun, disetting lebih lembut dari Swift. Hasilnya, kemudi Splash cukup responsive menyikapi perge­rakan tangan kami, dan penumpang belakang tidak “patah pinggang” karena suspensi yang keras.
Kemampuan menikungnya cukup baik

Di bawah bonnet Splash bersemayam mesin baru dari material aluminum, berkode K12M, 4-silinder, 1.197 cc, DOHC. Splash memiliki tenaga 85 hp dan torsi 113 Nm yang dimuntahkan dapur pacu mungilnya ditransfer via transmisi ma­nual 5-speed ke kedua roda depan. ­Dengan mesin kecil Splash sanggup berjalan hingga 17,7 km/liter.

Di jalanan mendatar di dalam kota, Performa Splash cukup mumpuni. Perpindahan gear terasa dekat dan travel pedal kopling pendek. Kemudinya terasa ringan memudahkan Splash untuk ditempatkan sesuai keinginan pengemudi. Pengendaraannya berada di tingkat pertengahan – tidak terlalu lembut dan keras.
Mesin terbersar di kelasnya

Splash yang kami coba merupakan Splash GL yang dibanderol Rp 145 juta, dengan kelengkapan system audio (berfasilitas dapat memutar CD berformat MP3, koneksi USB dan aux-in), velg alloy, serta immobilizer alarm. Meski GL lebih lengkap, toh, system audio-nya bukan model in-dash audio dan tidak ada control audio di lingkar kemudi seperti Splash yang dijual di India. Sedangkan dengan harga yang lebih murah Rp 6 juta, entry-level Splash Standard tidak dilengkapi system audio dan immobilizer alarm, dan hanya mengenakan velg baja.

Kesimpulannya sudah jelas: Suzuki Splash tahu bagaimana membuktikan dirinya sebagai yang terbaik. Indikasinya jelas: kabin luas, desain segar, dan praktikalitas yang tinggi paket Splash tentunya sukar ditepiskan. Lebih dari itu, Splash dapat dikendalikan dengan baik, dan memiliki chassis sportif yang diturunkan dari Swift. Mesinnya senyap dan konsumsi BBM-nya efisien.
Target Car

Tidak ada komentar:

Posting Komentar